Minggu, 16 November 2008

25 NASIHAT LUQMAN AL-HAKIM



Luqman Al Hakim adalah seorang sosok ayah teladan sepanjang zaman. Keteladannya ini diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Quran. Dengan apa yang telah diterangkan oleh AL-Quran berhubung dengan Luqman Al-Hakim para ulama telah memperincikan lagi perbicaraan Luqman dengan anak-anaknya. Menurut satu riwayat dalam kitab Tafsir Ruhul Ma'ani dan Kitab Hidayatul Mustarsyidin bahwa Luqman telah memberikan anaknya dua puluh lima wasiat yaitu :


1. Hai anakku, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam dan banyak manusia yang karam di dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama takwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakkal kepada Allah.
2. Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, yakin dirinya akan
mendapat penjagaan daripada Allah S.W.T. Orang yang insaf dari kesalahan setelah menerima
nasihat daripada orang lain, dia akan sentiasa menerima kemuliaan dari Allah S.W.T. jua.
3. Hai anakku! Orang yang merasa dirinya lebih rendah di dalam beribadah dan taat kepada Allah, maka orang itu akan sentiasa tawadhuk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan senantiasa menghindarkan dirinya daripada melakukan maksiat.
4. Hai anakku! Seandainya orang tuamu memarahimu, maka marahnya itu sebagai siraman air bagi tanam-tanaman yang kering kontang.
5. Jauhilah dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu akan menjadikan dirimu hina di waktu siang dan hina di waktu malam.
6. Dan selalulah berharap kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan kamu menderhaka.
Takutlah kepada Allah dengan benar-benar takut, tentulah engkau akan terlepas dari sifat putus
asa dari rahmat Allah S.W.T.
7. Hai anakku! Seseorang pendusta itu akan lepas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang, dan seseorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa memikirkan dan mengkhayalkan perkara-perkara yang tidak benar. Ketahuilah bahwa memindahkan batu besar yang berat dari tempat asalnya adalah lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang-orang yang tidak mau mengerti.
8. Hai anakku! Engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu yang besar dan besi yang amat berat, tetapi adalah lebih berat daripada itu semua apabila engkau mempunyai jiran tetangga yang jahat.
9. Hai anakku! Janganlah sekali-kali engkau mengirimkan utusan melalui orang bodoh dan jahat.
Maka bila tidak ada orang yang baik dan cerdik, sebaiknya engkau sendiri sajalah yang menjadi
utusan.
10. Jauhilah sejauh-jauhnya sifat berdusta, sebab berdusta itu ketika sekali mengerjakannya bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja perbuatan dusta yang dilakukan akibatnya dan bahayanya amat besar.
11. Hai anakku! Bila engkau menghadapi dua pilihan, menziarahi orang mati atau menghadiri majlis perkawinan, maka hendaklah engkau memilih menziarahi orang mati. Sebab menziarahi orang mati itu akan mengingatkan kamu kepada akhirat, sedangkan menghadiri majlis perkawinan ituhanyalah akan mengingatkan kamu kesenangan duniawi saja.
12. Janganlah engkau makan atau minum yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu akan merusakkan diri dan pemikiranmu, dan alangkah baiknya makanan yang lebih itu diberikan kepada anjing saja.
13. Hai anakku! Janganlah engkau menelan terus sesuatu makanan karena manisnya, dan janganlah terus engkau memuntahkan sesuatu barang karena pahitnya. Karena manis itu belum tentu mendatangkan kesegaran dan belum tentu yang pahit itu mendatangkan musibah.
14. Makanlah makananmu bersama-sama orang yang takwa, dan musyawarah segala urusanmu
dengan para alim ulama dengan cara memohon nasihat daripadanya.
15. Hai anakku! Bukanlah suatu kebaikan namanya apabila engkau selalu mencari ilmu tetapi tidakengkau mengamalkannya. Hal itu tidak ubahnya seperti orang yang mencari kayu api, setelah banyak terkumpul maka dia tidak mampu memikulnya padahal dia masih terus
mengumpulkannya.
16. Hai anakku! Apabila engkau ingin mencari teman sejati, maka ujilah terlebih dulu dengan perkara yang menaikkan kemarahannya. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha untuk menginsafkan engkau, maka bolehlah engkau ambil sebagai kawan, dan sekiranya bukan demikian maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.
17. Perbaikkanlah tutur katamu, halus budi bahasamu dan manis wajahmu, karena engkau akan
disukai orang yang melebihi sukanya terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang
berharga kepadanya.
18. Hai anakku! Apabila engkau berteman, jadikanlah dirimu orang yang tidak pernah mengharapkan daripadanya. Namun biarlah dia mengharapkan sesuatu daripadamu.
19. Jagalah dirimu dalam setiap perkara sebagai seorang yang tidak berhajatkan kepada pujian atau sanjungan dari orang lain, karena penguasaannya itu akan menyebabkan diri kamu beroleh.
20. Hai anakku! Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata busuk, kotor dan kasar karena engkau akan lebih selamat apabila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar dirimu akan mendatangkan manfaat kepada orang lain.
21. Hai anakku! Janganlah engkau cenderung kepada dunia semata-mata dan hatimu jangan
disibukkan dengan urusan dunia semata-mata, karena engkau diciptakan Allah bukannya untuk
urusan dunia sahaja. Tidak ada orang yang lebih hina melainkan orang yang terpedaya dengan
dunia semata-mata.
22. Hai anakku! Janganlah engkau terlalu mudah ketawa kalau bukan perkara yang menggelikan, jangan engkau berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagi diri kamu dan janganlah engkau mensia-siakan harta dunia kamu.
23. Barangsiapa yang penyayang, sudah tentu akan disayang, siapa yang suka berdiam diri sudah tentu akan selamat daripada berkata-kata tentang perkara yang mengandungi racun, dan barangsiapa yang tidak mampu menahan lidahnya daripada berkata kotor, sudah tentu akan menyesal.
24. Hai anakku! Bergaul mesralah dengan orang alim dan berilmu. Perhatikanlah kata-kata dan
nasihatnya karena sesungguhnya akan sejuk hati kamu mendengar nasihatnya, hiduplah hati ini
dengan cahaya hikmah dari mutiara kata alim ulama bagaikan tanah yang subur disirami air hujan.
25. Hai anakku! Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk akhirat. Jangan engkau tendang dunia ini ke bakul sampah, kelak diri kamu akan menjadi
pengemis yang membebankan orang lain. Sebaliknya jangan engkau rangkul dunia ini dan
meneguk habis karena sesungguhnya semua yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah
belaka. Jangan engkau bertemankan orang bodoh dan orang yang bermuka dua, karena akan
aniayakan diri kamu.
Ibnu Abas berkata bahwa Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya orang yang paling pedih seksaannya pada hari kiamat adalah orang yang membunuh nabi atau orang yang dibunuh oleh nabi atau membunuh seorang daripada ibu bapanya dan pembuat patung serta orang berilmu yang tidak mendapat manfaat daripada ilmunya." - (Riwayat Baihaqi).

0 comments:

Posting Komentar

Related Post

Template by:
Free Blog Templates